Hai, aku Aileen. Usia 19 tahun, bertubuh langsing, bermata
coklat, berambut coklat panjang, orang mengenalku seperti wanita lainnya,tak
ada yang istimewa, wanita biasa seperti aku pasti memiliki aktivitas yang
biasa-biasa saja. Habis kuliah langsung pulang ke rumah krn rumahku adalah
tempat yang paling nyaman untuk beraktivitas di dunia maya… eits, bukan berarti
keluargaku orang kaya loh… ayahku seorang pekerja di sebuah perusahaan.
Kerjanya gak banyak kok. Cukup menggoreskan tinta dengan tanda tangannya..
ibuku adalah seorang dosen di bagian gardener, dia adalah ibu yang baik bagiku.
Walaupun bukan ibu kandung sih… ibu kandungku sudah meninggal sejak usia 3
tahun. Itulah yang dikatakan ayahku, aku sama sekali tidak mengingat ibuku. Setiap
kuliah pasti aku bertemu ibu. Karena dia adalah dosenku.. Wanita yang berambut
panjang, hitam, terikat dan selalu
mengenakan pakaian putih itu adalah saudara perempuanku, orangnya cerewet,
pengatur dan juga seorang dokter spesialis bedah (dia anak pertama bernama Alisha).
Pria yang tinggi, keren, dan mengenakan suit jas ini adalah kakak kedua
(Rasya). Dia orang yang cukup diam tapi tegas. Dia kerja diperusahaan ayah
bagian distributor.
….eits…. kelupaan…. Wanita yang sedikit berisi dan separuh
baya ini adalah seorang pekerja di rumah (bibi Neni). Dia adalah wanita yang
sudah bekerja di keluarga ini sejak aku kecil. Bisa dibilang sudah seperti
keluarga sendiri.
Suatu hari, sehabis kuliah aku mencium aroma sedap dari
dapur, ternyata sang ibu dan Bibi Neni lagi masak masakan yang banyak. Trus, tak
lama, Kak Alisha juga pulang cepat dari RS.
“Dr. Alisha! Kenapa, ibu dokter cepat pulang?” tanyaku
menggoda sambil mengikuti dia menuju kamarnya.
“Saya tidak punya kepentingan untuk menjawabmu. Kembalilah
ke kamarmu.” Jawabnya dengan ketus sambil menutup pintu tepat di depanku.
Kucoba tuk bertanya pada ibu,tapi sebelum bertanya….
“Aileen, please take care the flowers and the plantes in the
green house. And if you didn’t mind, please do your activity on that
place,okay!”
“but mom,why….” Ibu tdk menanggapi keluhku “Alright mom. I’m
going now”
saat aku asyik nonton
episode terakhir dari k-drama paforitku sambil menyiram tanaman dirumah kaca.
Aku melihat dari jauh mobil Kak Rasya juga pulang. Aku cukup heran dengan kondisi rumah yang
biasa nya sunyi jadi cukup ramai. Turunlah Kak Rasya dari mobil. Tak lama
seorang pria yang bertubuh tinggi dan putih. Sayang wajahnya tidak terlihat
dikarenakan jarak dari rumah kaca ke tempat parkir mobil dan juga kaca yang
berlapis-lapis memburamkannya.
Setelah beberapa jam berlalu,pekerjaan di green house telah
selesai. Aku pun ingin melihat orang bersama kak rasya tadi. Tapi sayangnya dia
pun pergi meninggalkan rumah tanpa sapaan ataupun bertemu denganku.
“Hm…. Sedikit menjengkelkan” gerutuku sambil berjalan ke arah
kak Rasya yang mengantarnya.
“Kak Rasya,siapa dia?”
“Dia tuh teman
kecilku yang baru bertemu setelah 12 tahun.” Jawab Kak Rasya
“ Wah… kakak bertemu dengan cinta lamanya” ejekku sambil
bernyanyi
“Hei! Kau… cinta apanya?! Dia laki-laki bodoh!” jawabnya
sambil mengejarku
Setelah beberapa hari setelahnya, teman kecil Kak Rasya
datang lagi. Tapi, lagi-lagi aku tak
sempat bertemu ataupun melihat wajahnya.
Begitulah hal itu terjadi selama 2 bulan, dia selalu datang
ke rumah 3 kali sepekan tanpa aku mengenalnya baik wajah maupun nama.
Suatu hari, aku hendak berjoging di fajar hari senin. Tiba2
aku terkaget melihat seorang adik perempuan berusia sekitar 5 tahun berdiri di
depan pagar rumah sambil memakai jaket berwarna putih. Dia terlihat
kedinginan,.
“Halo adik, siapa nama kamu?”
“Aku Hana.” Jawabnya sambil menatapku dengan penuh harapan
“Apa ada yang kakak bisa bantu?”
“bisakah saya masuk ke rumah itu?” menjawabnya sambil menjuk
rumahku.
“apa yang ingin kamu lakukan di dalam rumah itu, Hana?”
“aku ingin tidur dan sarapan dan bermain bersama kakak.”
Sambil menunjukku.
“kamu tidak punya rumah, atau orang tua?”
Dia tak menjawab, dan hanya menggelengkan kepala. Akhirnya
akupun mengajaknya masuk ke rumah dan melakukan aktivitas yang ingin dia
lakukan bersamaku. Dia berada di rumah seharian tanpa di sadari oleh keluarga
yang super sibuk di hari senin.
Malam harinya, disaat makan malam tiba, aku menambah satu
kursi untuk Hana. Saat itulah seluruh keluarga menyadari kehadiran Hana.
“Hana?!, kenapa ada disini?” tanya kak Alisha
“Hah… Kak Alisha kenal?” tanya balikku dgn heran.
“Iya, dia adik teman kecil Rasya yang biasa datang.” Jawab
Kak Alisha
“Rasya, tolong hubungi kakak Hana.” Perintah ayah
“Baik, Yah”
“Jangan…. Jangan tanya kakak. Aku mau disini bersama kak
Aileen” ucapnya dengan lantang sambil memegang tanganku.”
“Kenapa Hana?” tanya ibu
“Kakak selalu pergi dari rumah dan meninggalkanku sendiri.
Aku mau tinggal bersama kak Aileen,
bermain bersama, tidur bersama, dan makan bersama”
“Tapi Hana, bagaimanapun kita harus menghubungi kakakmu,
nanti kakakmu bisa khawatir loh.” Jelasku
“hubungi kakaknya, dan katakan klo adiknya tinggal bersama
kita. Jadi tidak usah khawatir” ucap ayahku pada kak Rasya.
Kak Rasya pun mmenghubunginya dan dia mengizinkan. Hana
telah tinggal bersama kami selama 1 bulan dikarenakan kakaknya juga lagi di
luar kota. Dia sudah seperti adik sendiri. Mengikutiku kemana-mana. Benar-benar
anak yang imut dan lucu. Tapi satu hal yang pasti, saya belum mengetahui kakak
hana.
Ketika kami bermain di rumah kaca, aku mengambil kesempatan
untuk menanyakan kakaknya.
“Hana, kakakmu itu seperti apa?”
“Dia orang yang baik hati, suka tersenyum, dan selalu
membelikanku hadiah setiap pulang kerja”
“Lalu, kenapa kamu tinggal disini? Kan ada kakaknya hana.”
“kakak jarang ada di rumah. Setiap datang, paling hanya
sehari. Berbulan-bulan hingga bertahun-tahun dia akan pergi”
“Trus, kenapa Hana datang kesini? Apakah Hana kenal orang
yang tinggal disini?
“Hana datang ke rumah ini, karena sejak kedatangannya dari
luar, dia sering berkunjung kesini. Aku yakin orang disini pasti menyenangkan”
“Ooo…. Siapa nama Kakak Hana?”
“hah….. Kakakpun tidak tahu? Aku hanya selalu memangil kakak
dengan panggilan Song”
“Ssoong…. Bukan kah itu bermakna lagu?”
“Kakak tdk kenal kak Song?”
“Tidak, dia teman dari Kak Rasya. Akupun belum meihat
wajahnya”
“Nanti kalau Kak Song pulang, akan aku perkenalkan
padanya..” jawabnya sambil tersenyum
Kehadiran si Kak Song yang membuat ku penasaran bertanya ke
kak Rasya yang selalu menolak tuk menjawab. Tapi dengan taktik bahwa Hana ingin
bicara dengan kakaknya.
“Kak Rasya, sedang buat apa?”
“Kamu tak lihat saya sedang membaca. Kenapa?”
“ini kak, Hana ingin Bicara dengan kak Song. Jadi saya minta
nomornya dong.”
“Hah? Dari mana kamu tahu kalau namanya Kwang Song Jin?
Apakah Hana yang memberitahumu?”
“Iya, (jadi namanya Kwang Song Jin. Apakah dia orang korea?)
Jadi berikanlah nomornya Kak… hemmm...!” Sambil memohon
“Trus, Apalagi yang dikatakan Hana tentang kakaknya?”
“Katanya dia kakak yang baik hati, dan ramah.”
“hanya itukan?” tanyanya untuk memperjelas sesuatu
“iya… memang ada sesuatu ya…”
“nggak…. Nggak ada. Ini nomornya. Jangan bicara yang
aneh-aneh ya…”
“Oke deh kak, take it easy.”
Aku memanggil Hana dan mengatakan bahwa aku akan menghubungi
kakaknya agar ia bisa bicara dengannya.
“Halo, Apakah ini dengan Kwang Song jin?”
“Iya…ini dengan siapa?”
“Ini adiknya Rasya. Ini Hana ingin bicara.” Ucapku sambilmemberikan
HP ke Hana
“Halo, Kak Song………………(Hana berbicara dengan panjang lebar
dengan kakaknya) ……..Oh ya kak, Kalau kakak pulang, Jangan lupa untuk hubungi
aku. I love You kak.”
Sejak saat itu Hana selalu menggunakan Hpku tuk hubungi
Kakaknya selama 2 bulan ini. Hingga akhirnya Hana berkata bahwa dia akan
menjemput Kakaknya di Airport dari Korea.
“Apakah masih lama kak Song tiba? Aku sangat merindukannya.”
Ucapnya sambil duduk di Bandara
“Nggak kok, sebentar lagi tiba. Hana duduk disini bareng Kak
Rasya dulu ya. Kakak ke WC dulu.”
Setelah keluar dari WC. Aku menulis pesan ke teman sambil
bejalan. Tanpa sadar, aku berjalan di depan tempat keluar penumpang pesawat.
Karena hal itu banyak orang yang menyenggolku hingga aku tersandung oleh sebuah
koper dan aku hampir terjatuh untungnya
seorang pria menahanku. Tapi karena sandungan itu, kaki ku jadi
keseleo. Diapun menggendongku ke tempat duduk terdekat.
“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya dengan lembut
“eh… iya.. hanya sedikit keseleo. Terimakasih sudah membantuku.”
“Sama-sama.” Jawabnya sambil duduk di samping ku.
Dia adalah seorang pria yang tinggi, berpakaian
rapi,berkulit putih, berwajah asian seperti orang Korea. Setelah memperhatikan
wajahnya, ia seperti tidak asing. Seakan pernah melihatnya. Tanpa henti, aku
memperhatikan terus wajahnya sembari mencari ingatan.
“Apakah ada yang salah dengan wajahku?”
“Tidak, hanya sangat tampan…” ucapku tanpa sadar yang
membuatnya tersenyum padaku. “Ups… maksudku, Apa yang sedang anda lakukan
disini?”
“Aku sedang menunggu penjemput. Kalau kamu?”
“aku… aku menunggu kakak seorang adik.” Ucapku tanpa lepas
dari wajahnya
Dia pun menelpon seseorang tanpa peduliku. Hingga kak Rasya
dan Hana datang. Yang lebih mengherankan, hana memeluk pria itu.
“Hana, apa yang kau lakukan?” tanyaku pada hana yang memeluk
pria itu
“Kak Aileen, ini Kak Song.” Jawab hana sambil memperkenalkan
“A…A..Apaaa..?! Kakak Hana, Kwang Song Jin?!” kaku
tercengang.
“Hai Aileen, Nice to meet you. Ini sebuah kebetulan ya…”
“kenapa kalian bisa bersama?” tanya kak Rasya keheranan.
“dia menolongku tadi”jawabku
“memangnya kamu kenapa?” tanya Kak Rasya
“Tadi, dia tersandung dan hampir terjatuh, sekarang kakinya
keseleo.” Jawab Kwang Song Jin
“Apa?! Kaki kakak sakit!” Ucap Hana panik
“nggak sakit kok, Hana. Ayo kita pulang” jawabku sambil
mencoba berjalan.
“Sini, Biar aku gendong.” Tawar Kak Rasya
Akupun digendong kak Rasya. melihat hal itu, Hana pun minta
gendongan dari kakaknya. Sebuah kejadian yang lucu. …
^_^ To Be Continue ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar